Asal Usul Nama Malaikat Izrail

Asal Usul Nama Malaikat Izrail

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya.

Umat Muslim pastinya tidak asing dengan Rukun Iman.

Dikutip dari Gramedia.com, Rukun Iman adalah meyakini bahwa Nabi dan Rasul merupakan utusan Allah SWT diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman kepada manusia di bumi.

Baca juga: Tata Cara Shalat Dhuha, Dilengkapi Bacaan Niat dan Doa Setelah Dhuha dalam Tulisan Arab-Latin

Baca juga: BACAAN Niat dan Doa Setelah Salat Tahajud, Lengkap dengan Tata Cara dan Waktu Pelaksanaannya

Ada 6 poin dalam Rukun Iman yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT

2. Iman kepada para malaikat

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

5. Iman kepada hari akhir (kiamat)

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Salah satu dari keenam poin tersebut adalah iman kepada Malaikat.

Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur/ cahaya dan tidak diberikan nafsu.

Oleh karenanya mereka selalu taat pada segala perintah serta ketetapan.

Meskipun tidak terlihat sebagai manusia harus meyakini keberadaannya dengan tugas tersendiri.

Setidaknya terdapat 10 malaikat yang harus diyakini oleh umat Islam, namun sejatinya terdapat lebih dari bilangan tersebut, makhluk ini juga bertugas sebagai perantara Allah.

Hal ini disebutkan dalam surah An Nahl ayat 2 yang berbunyi sebagai berikut:

"Dia menurunkan para malaikat membawa wahyu dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, (dengan berfirman) yaitu, "Peringatkanlah (hamba-hamba-Ku), bahwa tidak ada tuhan selain Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.""

Baca juga: Bacaan Surah Yasin Ayat 1-83, Ini Keutamaan Membaca Surah Yasin

10 Nama Malaikat dan Tugasnya

Berikut adalah 10 nama Malaikat dan tugas-tugasnya, dirangkum dari Tribun Jabar:

Malaikat Jibril adalah satu dari tiga malaikat yang namanya disebut dalam Al-Qur'an.

Tugasnya adalah menyampaikan wahyu dari Allah.

Nama Malaikat Jibril disebut dua kali dalam Al-Qur'an yaitu pada surat Al Baqarah ayat 97-98 dan At Tahrim ayat 4.

Di dalam Al-Qur'an, Jibril memiliki beberapa julukan, seperti Ruh al Amin dan Ruh al Qudus (Roh Kudus), Ar-Ruh Al-Amin dan lainnya.

Malaikat Mikail bertugas memberikan rezeki.

Rezeki yang dimaksud bukan cuma kepada manusia, tetapi semua makhluk hidup, seperti hewan dan tumbuhan.

Mereka juga mendapatkan rezeki masing-masing yang didapat melalui Malaikat Mikail.

Tak cuma memberikan rezeki, atas izin Allah SWT, Malaikat Mikail juga bertugas mengatur panas, hujan dan tanaman yang ada di bumi.

Malaikat Rakib bertugas mencatat amalan baik.

Amalan baik yang dilakukan manusia di dunia, kelak akan menjadi penyelamat dan pertimbangan seseorang untuk masuk surga.

Baca juga: Surah Al Kahfi Ayat 1 sampai 10, Lengkap dengan Latin dan Artinya

Tugas Malaikat Atid bertolak belakang dengan tugas Malaikat Rakib.

Malaikat Atid justru yang mencatat amalam buruk manusia.

Amalan buruk ini akan menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk masuk neraka.

Seseorang akan bertemu dengan Malaikat Munkar ketika sudah meninggal.

Malaikat Munkar bertugas menanyakan soal keimanan manusia dan mendatangi manusia yang sering berbuat buruk dalam hidupnya.

Malaikat Munkar didiskripsikan memiliki wajah menyeramkan.

Tugas Malaikat Nakir hampir sama dengan tugas Malaikat Munkar.

Namun, tugas Malaikat Nakir adalah untuk menanyai manusia soal keburukan di alam kubur.

Malaikat Nakir digambarkan memiliki wajah yang menyenangkan.

Jika manusia didatangi Malaikat Nakir, maka orang tersebut akan masuk surga.

Baca juga: BACAAN Surah Al Jumuah 11 Ayat, Lengkap dengan Arab dan Latinnya

Malaikat Izail tugasnya mencabut nyawa.

Nyawa yang dimaksud di sini bukan cuma manusia.

Semua makhluk hidup yang ada di bumi akan didatangi Malaikat Izrail jika waktu kematiannya telah tiba.

Tugas Malaikat Israfil adalah menjaga dan meniup sangkakala pada hari kiamat.

Walau namanya tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an, Malaikat Israfil ini diciptakan pertama oleh Allah, juga yang pertama kelak dibangkitkan pada Hari Kiamat.

Ia sebagai salah satu dari empat malaikat utama, bersama dengan Mikail, Jibril dan Izrail.

Malaikat Malik bertugas menjaga neraka.

Di neraka, terdapat 19 penjaga yang pemimpinnya adalah Malaikat Malik.

Dalam bahasa Arab, Malik berarti "orang yang empunya", "orang yang memiliki", "tuan", "raja".

Kebalikan dari Malaikat Malik, Malaikat Ridwan bertugas menjaga surga.

Tidak ada keterangan di dalam Al-Qur'an dan hadis sahih yang menerangkan secara jelas mengenai namanya.

Berita Terkait Lainnya

(Tribunnews.com/Widya) (TribunJabar.id/Giri)

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Allah SWT menciptakan malaikat untuk mengurus setiap yang ada di bumi maupun langit. Salah satunya malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa.

Manusia wajib mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Hal ini menjadi salah satu rukun iman.

Mengutip buku Adam Bukan Manusia Pertama, Mitos Atau Realita karya Abdul Shabur Syahin, ada ribuan malaikat yang bertugas mengatur alam semesta. Jibril dan Izrail adalah pemimpin para malaikat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di antara para malaikat ini, ada yang ditugaskan untuk mencabut nyawa. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat As-Sajdah ayat 11,

۞ قُلْ يَتَوَفَّىٰكُم مَّلَكُ ٱلْمَوْتِ ٱلَّذِى وُكِّلَ بِكُمْ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ

Artinya: Katakanlah: "Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan".

Malaikat Pencabut Nyawa

Dr. H. Hakim Muda Harahap dalam bukunya yang berjudul Lentera Kematian menjelaskan dalam Islam, malaikat maut dikenal dengan sebutan Izrail. Nama ini seolah telah melekat diketahui banyak orang sebagai malaikat pencabut nyawa.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, wujud asli malaikat Izrail meliputi langit dan bumi. Baginya diibaratkan seperti baskom kuali yang bisa dijangkau kemanapun.

Setiap makhluk yang bernyawa akan mengalami kematian. Manusia, jin, setan, binatang dan tumbuhan pasti dicabut nyawanya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan Allah SWT.

Setiap yang bernyawa telah ditentukan takdirnya dalam catatan Allah SWT.

Dalam buku Al Afaadah karya Abu Fawwaz Nasrul Mas‟udi Bin Mulkan Bin Syaakir Hafidhahullah Ta'ala, dijelaskan tentang malaikat yang bertugas mencabut nyawa.

Ibnu Katsir menjelaskan, "Adapun malaikat pencabut nyawa tidak disebutkan dengan jelas namanya baik di dalam Al-Qur'an maupun sunnah yang shahih dan telah datang namanya yaitu Izrail di sebagian Atsar. Wallahu a'lam."

Dalam buku Aqidah Islam Landasan Utama dalam Beragama karya Muhammad Rahmat Al Hidayat dijelaskan bahwa malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa tidak pernah disebutkan dalam Al-Qur'an. Firman Allah SWT hanya menjelaskan keberadaan malaikat pencabut nyawa dan tugasnya.

Dalam surat Muhammad ayat 27, Allah SWT berfirman,

فَكَيْفَ إِذَا تَوَفَّتْهُمُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ يَضْرِبُونَ وُجُوهَهُمْ وَأَدْبَٰرَهُمْ

Artinya: Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?

Sakaratul Maut Jelang Kematian

Kata sakrat memiliki arti seorang yang kehilangan akal. Dalam Al-Qur'an digunakan kata untuk menyebut orang yang sekarat dengan istilah sakaratul maut.

Termaktub dalam surat Qaf ayat 19,

وَجَآءَتْ سَكْرَةُ ٱلْمَوْتِ بِٱلْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ

Artinya: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.

Kata sakaratul maut dalam ayat ini digunakan untuk menyebut kedahsyatan mati. Tidak ada yang bisa melukiskan seperti apa kengerian peristiwa kematian.

Allah SWT berfirman tentang sakaratul maut untuk memperlihatkan kepada manusia betapa dahsyatnya perasaan yang menimpa seorang yang sakaratul maut.

tirto.id - Setiap makhluk Allah akan mengalami kematian dan malaikat Izrail yang bertugas mencabut ruhnya.

Setiap makhluk ciptaan Allah yang bernyawa akan mendapatkan ajalnya. Bila kadar usianya telah habis untuk menjalaninya kehidupan di dunia, Allah mengirimkan malaikatnya untuk mencabut ruh makhluk tersebut. Ruh-ruh ini akan kembali kepada Allah.

Kepastian mengenai kematian telah difirmankan Allah dalam Al Quran pada surah Ali Imran ayat 185. Pada ayat tersebut Allah mengatakan:

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati.” (QS Ali Imran: 185)

Malaikat yang ditugasi untuk mencabut nyawa adalah malaikat Izrail atau dikenal pula sebagai malaikat maut.

Izrail adalah salah satu dari 10 malaikat yang nama dan tugas-tugasnya telah diketahui secara umum.

Dengan mengimani keberadaan malaikat Izrail, maka seorang muslim turut meyakini keberadaan malaikat maut yang bertugas mencabut setiap makhluk Allah dan kepastian mengenai ajal.

Malaikat maut bekerja sangat cepat dalam mengambil ruh orang yang meninggal. Ruh itu berada dalam genggaman dua malaikat dalam sekejap, lalu membawanya ke langit.

Jika ruh tersebut adalah muslim yang taat dan sholih, maka dia akan diantar dengan dibalut kain kafan dan diberikan wewangian dari surga.

Tapi ada perlakuan beda dari malaikat maut saat mengambil nyawa orang yang ingkar pada Allah SWT.

Malaikat Izrail mencabutnya dengan cara penuh penderitaan. Hal ini disebabkan ingkarnya mereka dari menauhidkan Allah semasa hidupnya.

Bahkan, dalam buku "Hebatnya Malaikat Makhluk Allah Paling Setia" yang diterbitkan Lingkar Pena dikatakan, pencabutan ruh atas orang-orang yang ingkar pada Allah dilakukan secara kasar dan keras.

Malaikat maut melakukannya seraya memukul muka dan punggung hamba tersebut. Oleh sebab itu, hamba yang ingkar akan meninggal dalam keadaan yang tidak baik atau su'ul khatimah.

Tiga utusan tanda kematian

Imam Al Ghazali dalam kitab Zuhur al-Riyâdhah mengatakan, Nabi Ya'qub alaihissalam telah bersahabat dengan malaikat maut (Izrail).

Suatu hari Nabi Ya'qub meminta sesuatu dari malaikat maut sebagai tanda persaudaraan mereka. Dikutip laman NU Online, Nabi Ya'qub menginginkan agar diberitahu apabila ajalnya telah dekat.

Menjawab permintaan itu, malaikat maut menyanggupi dan akan mengirimkan dua atau tiga utusan pertanda dekatnya ajal. Setelah itu, keduanya berpisah sekian lama.

Suatu saat keduanya bertemu kembali. Nabi Ya'qub bertanya pada malaikat maut, apakah kedatangannya untuk berkunjung atau justru mencabut nyawa. Malaikat maut mengatakan, dirinya datang untuk mencabut nyawa sang nabi.

Nabi Ya'qub lalu menanyakan tentang utusan tanda kematian yang dimintanya dahulu pada malaikat.

Malaikat maut lantas menjawab, ketiga utusan sudah disampaikan dalam bentuk rambut memutih yang sebelumnya hitam; tubuh lemah yang sebelumnya kuat; dan badan yang membungkuk dari sebelumnya tegap.

Dan, ketiga utusan tanda kematian itu yang akan diperlihatkan pada setiap bani Adam sampai kapan pun.

Kisah tersebut memberi peringatan kepada setiap manusia tentang urusan kematian. Munculnya uban, kekuatan badan yang kian lemah, hingga punggung membungkuk termakan usia adalah tanda nyata ajal semakin dekat.

Oleh sebab itu, setiap umat muslim mesti membekali diri dengan kesalihan dan ketakwaan pada Allah agar memperoleh kebahagiaan di akhirat setelah kematiannya.

Dengan demikian, setiap muslim sebaiknya selalu mengingat ajal dan berdoa agar kematiannya kelak berada dalam kebaikan.

Sebaik-baik bekal menuju kematian adalah tetap teguh memegang akidah Islam. Hal ini telah diingatkan Allah kepada setiap hambaNya dalam Al Quran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran: 102)

Melde dich an, um fortzufahren.

TRIBUNNEWS.COM - Berikut adalah 10 nama malaikat dan tugas-tugasnya.

Umat Muslim pastinya tidak asing dengan Rukun Iman.

Dikutip dari Gramedia.com, Rukun Iman adalah meyakini bahwa Nabi dan Rasul merupakan utusan Allah SWT diperintahkan untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman kepada manusia di bumi.

Baca juga: Tata Cara Shalat Dhuha, Dilengkapi Bacaan Niat dan Doa Setelah Dhuha dalam Tulisan Arab-Latin

Baca juga: BACAAN Niat dan Doa Setelah Salat Tahajud, Lengkap dengan Tata Cara dan Waktu Pelaksanaannya

Ada 6 poin dalam Rukun Iman yaitu:

1. Iman kepada Allah SWT

2. Iman kepada para malaikat

3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT

4. Iman kepada Nabi dan Rasul

5. Iman kepada hari akhir (kiamat)

6. Iman kepada Qada dan Qadar

Salah satu dari keenam poin tersebut adalah iman kepada Malaikat.

Malaikat merupakan makhluk Allah yang diciptakan dari nur/ cahaya dan tidak diberikan nafsu.

Oleh karenanya mereka selalu taat pada segala perintah serta ketetapan.

Sebuah cerita sejarah dan mitos Gunung Semeru mengisahkan bahwa asal usul nama Mahameru berasal dari nama Meru Agung. Maru Agung ini berasal dari Gunung Meru yang konon dipindahkan dari India ke Indonesia.

Gunung Semeru atau kerap juga disebut Mahameru menjadi salah satu gunung yang paling dikeramatkan oleh masyarakat Jawa. Banyak cerita yang menyebutkan tentang asal-usul nama Mahameru ini tak lepas dari kepercayaan penganut Hindu pada masanya.

Dalam sebuah kitab kuno berjudul Tantu Pagelaran yang ditulis pada abad ke-15, dijelaskan asal usul adanya Gunung Semeru di Pulau Jawa. Sejarah dan mitos Gunung Semeru mengatakan konon dulunya Pulau Jawa sempat terapung dan terombang-ambing tak tentu arah di tengah lautan. Menurut kepercayaan yang beredar, saat itulah Dewa Shiwa berusaha untuk “memaku” Pulau Jawa dengan cara memindahkan Gunung Meru ke Pulau Jawa.

Hyang Shiwa yang merupakan dewa tertinggi dalam ajaran Hindu konon memindahkan Gunung Mahameru Bharatawarsa India ke Pulau Jawa dengan bantuan Dewa Wisnu yang menjelma sebagai kura-kura raksasa dan Dewa Brahma yang menjelma sebagai ular sangat panjang.

Gunung Meru ini ditancapkan di sisi barat barat Pulau Jawa. Namun karena berat sebelah, maka sebagian Gunung Meru ditancapkan di sisi timur Pulau Jawa. Gunung di sisi barat Jawa kini diberi nama Gunung Pananggungan, sedangkan yang di sisi timur Jawa bernama Semeru atau Mahameru.

Asal-usul nama Mahameru ini konon berasal dari bahasa sanskerta “Meru Agung”. Meru berarti pusat dari alam semesta, baik secara fisik maupun spiritual. Sedangkan Agung berarti sangat besar, atau bisa juga diartikan Maha. Dari sinilah kemudian puncak Gunung Semeru diberi nama Mahameru.

Lalu mengapa gunung sisi timur yang diberi nama Mahemeru?

Sejarah dan mitos Gunung Semeru berkisah bahwa kehadiran Mahameru di timur Jawa melahirkan gunung-gunung lain yang lebih kecil. Beberapa di antaranya Gunung Lawu, Gunung Kelud, Gunung Wilis, Gunung Kawi, Gunung Arjuna dan Gunung Kemukus. Mungkin karena inilah Gunung Semeru dianggap menjadi gunung yang paling agung. Bahkan sejaran dan mitos Gunung Semeru juga menceritakan bahwa gunung ini adalah bapak dari Gunung Agung Bali.

Terlebih lagi menurut kepercayaan Hindu, pemindahan Gunung Meru India ke Pulau Jawa juga merupakan pemindahan kayangan para dewa dan nilai-nilai luhur dalam agama Hindu. Jauh sebelum Gunung Meru dipindahkan ke Jawa masyarakat Hindu percaya bahwa gunung ini merupakan temat bersemayamnya para dewa.

Maka tak heran jika Gununug Semeru-lah yang mendapatkan nama Mahameru untuk puncaknya. Karena salah satu kisah sejarah dan mitos Gunung Semeru yang masih dipercaya sampai saat ini adalah bahwa gunung ini merupakan gerbang terhubungnya bumi, tempat tinggal manusia, dan kayangan, tempat berkumpulnya para dewa.

Namun seluruh informasi ini masih perlu dipertanyakan dan ditelusuri lagi kebenarannya. Kami mencoba menghubungi Sarif Hidayat, Humas Balai Besar Taman NAsional Bromo Tengger Semeru dan mendapatkan jawaban serupa.

Pihaknya sampai saat ini juga masih terus mencari sumber referensi yang layak dipertanggungjawabkan.

“Kami juga sebetulnya msh menelusuri referensi mengenai nama-nama tempat di kawasan kami apakah itu di Bromo, tengger atau juga Semeru. Kami belum bisa memastikan tapi menurut beberapa cerita dan beberapa informasi online seperti itulah kira-kira infonya. Hanya saja kembali saya tegaskan ini masih perlu penelusuran lebih lanjut ke otentikan informasi tersebut,” jelas Sarif Hidayat.