Nama Negara Pandawa
Silsilah Pandawa Lima
Mengutip dari tesis berjudul Pengembangan Multimedia Pembelajaran Bahasa Jawa Mengenai Tokoh Wayang Pandawa Lima untuk Siswa Sekolah Dasar karya Nur Iswanti Hasani, Pandawa Lima merupakan keturunan dari Pandu Dewanata atau Prabu Pandu Dewanata.
Prabu Pandu Dewanata memiliki dua orang istri, yakni Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Dari Dewi Kunti, lahirlah Yudhistira, Bima, dan Arjuna. Sementara Nakula dan Sadewa terlahir dari Dewi Madrim.
Anak tertua dari Pandawa Lima adalah Yudhistira dengan nama kecil Puntadewa. Dirinya disebut sebagai titisan Dewa Yama, dewa akhirat. Ia merupakan raja di Keraton Amarta atau Indraprasta. Yudhistira memiliki istri bernama Drupadi dan seorang anak bernama Raden Pancawala
Mengutip dari laman Pemerintah Kota Surakarta, tokoh yang satu ini terkenal memiliki karakter bijaksana, sabar, tidak suka memiliki musuh, mengutamakan kesatuan dan persatuan, hampir tidak pernah berdusta, memiliki moral tinggi, serta merupakan seorang pemaaf.
Meski memiliki sifat-sifat yang dominan baik, Yudhistira juga memiliki kelemahan. Dirinya memiliki kesukaan berjudi (bermain dadu). Akibat kesukaannya tersebut, Yudhistira menerima tantangan Sangkuni untuk bermain dadu. Sialnya, dadu tersebut telah dimodifikasi sedemikian rupa agar menuruti kehendak Sangkuni.
Yudhistira yang kalah kemudian kehilangan seluruh hartanya dan harus mengasingkan diri di Hutan Kamiaka bersama istrinya dan para Pandawa lainnya selama 12 tahun dan 1 tahun penyamaran.
Yudhistira memiliki beberapa nama lain seperti Puntadewa, Dwijakangka, Gunatali, Ajatasatru, Krama. Senjatanya bernama Jimat Kalimasada.
Tokoh Pandawa Lima yang kedua ini juga terkenal dengan nama Werkudara. Ia merupakan anak kedua dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Disebutkan bahwa Bima merupakan titisan dari Dewa Bayu. Tokoh ini juga terkenal karena berhasil membunuh Prabu Duryudana saat perang Bharatayudha.
Bima adalah seorang yang kuat, berlengan panjang, tinggi, dan paling menakutkan di antara saudara-saudaranya. Meski demikian Bima juga digambarkan sebagai seorang berhati lembut, gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur. Ia juga diceritakan mampu mempunyai kekuatan angin dan dapat menghancurkan gunung.
Bima tinggal di Kadipaten Jodipati, wilayah Indraprasta. Bima memiliki tiga orang istri, yakni Arimbi, Urangayu, dan Nagagini. Dari Arimbi, ia dianugerahi seorang anak, yakni Gatotkaca. Anaknya dari Urangayu bernama Arya Anantasena, sedangkan anaknya dari Arimbi bernama Arya Anantareja.
Bima memiliki banyak nama lain. Sebut saja Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayu Suta, Bayu Putra, Werkudara, Wijasena, Jagal Abilawa, Gundawa Sastraatmaja, dan Arya Panenggak. Senjata yang dimiliki Bima adalah Kuku Pancanaka, Gada Rujak Pala, dan Gada Lukita Sari.
Anak tengah dalam Pandawa Lima adalah Arjuna. Ia merupakan anak terakhir dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Kunti dengan nama kecil Permadi. Arjuna disebut-sebut sebagai titisan dari Dewa Indra (dewa perang).
Arjuna diceritakan merupakan seorang yang suka bertapa dan belajar. Wataknya adalah luhur, suka membantu, dan cerdik. Selain itu, ia juga ahli dalam bidang memanah serta dianggap sebagai seorang kesatria.
Karena ketampanannya, Arjuna disebut memiliki 16 istri dengan banyak anak. Di antara anak-anaknya adalah Abimanyu, Kumaladewa, Kumalasakti, dan Raden Wisanggeni.
Arjuna, Permadi, Margana, Pamadyaning Panning Pandawa, Dananjaya, Mintaraga, Ciptahening, Prabu Kariti, Kendhi Tatnala, Palguna, Kombang Ali-Ali, Jlamprong, Pandu Putra, Endra Tanaya, Wijanarka Pamade, dan Raden Pandutanaya adalah nama lain dari Arjuna. Senjata miliknya adalah Keris Pulanggeni, Cundha Manila, Aji Sepiangin, Cincin Setyaningampal, Panah Arda Dhedhali, Panah Pasopati, dan Panah Suratama.
Akibat keahliannya dalam memanah dan sikap kesatria, dalam Perang Bharatayudha, Arjuna memegang amanah sebagai seorang Senopati atau pemimpin perang. Dalam perang tersebut, ia berhasil membunuh Prabu Karna, panglima para Kurawa.
Nakula yang bernama kecil Pinten adalah anak dari Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Ia lahir berbarengan dengan Sadewa dan menjadikan keduanya saudara kembar. Nakula disebut merupakan jelmaan dari Dewa Kembar Aswin (dewa pengobatan).
Ia merupakan sosok yang jujur, setia, taat, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi. Selain itu, ia juga pandai memainkan senjata, utamanya pedang. Nakula juga digambarkan sebagai sosok yang mempunyai kesukaan dalam bidang pertanian.
Istri Nakula bernama Soka. Keduanya mendapat dua anak, yakni Dewi Pramati dan Bambang Pramusinta.
Anggota Pandawa Lima yang terakhir adalah Sadewa.Nama kecilnya adalah Tangsen. Ia merupakan saudara kembar Nakula yang lahir dari pasangan Prabu Pandu Dewanata dan Dewi Madrim. Seusai perang, Sadewa dan Nakula menjadi raja di Madraka.
Ia digambarkan memiliki kemahiran dalam bidang peternakan dan ilmu astronomi. Selain itu, Sadewa juga disebut memiliki sifat rajin, bijaksana, dapat menjaga rahasia, dan suka membalas budi.
Ia memiliki seorang istri bernama Dewi Padapa. Anak dari Sadewa adalah Begawan Tembangpetra, Raden Sabekti, dan Raden Dewakusuma.
Nah, itulah Pandawa Lima dalam kisah pewayangan yang terkenal. Semoga bermanfaat ya, detikers!
tirto.id - Dalam kisah Mahabharata, istilah Pandawa Lima dipakai untuk menjuluki tokoh pewayangan yang merupakan lima putra Raja Hastinapura, nama raja tersebut adalah Pandu.
Urutan nama anak Pandu yang dimaksud berawal dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Para putra Pandu ini lahir dari dua ibu yang berbeda, yakni Kunti dan Madri. Anak yang lahir dari rahim Kunti berurutan meliputi Yudistira, Bima, dan Arjuna. Sedangkan yang dilahirkan Madri, ada Nakula sebagai anak pertama dan Sadewa sebagai anak keduanya.
Berikut ini urutan Pandawa Lima beserta watak-wataknya:
Kelima orang dalam daftar di atas dikisahkan sebagai tokoh protagonis yang melawan tokoh antagonis.
Sedangkan tokoh antagonisnya, terdiri dari anak-anak Dretarasta (disebut Kurawa) yang sebenarnya masih sedarah dengan Pandu.
Perang antara Pandawa dengan Kurawa tersebut dikenal sebagai Perang Barathayudha. Hal yang menjadi pemicu peperangan adalah ambisi para Kurawa yang ingin menguasai Hastinapura.
Jenis Senjata Pandawa Lima
Dalam perang yang terjadi antara Pandawa dan Kurawa, pihak Pandawa Lima ternyata memiliki beberapa jenis senjata pusaka.
Berikut ini daftar jenis-jenis senjata Pandawa Lima yang dirangkum oleh Mahendra Sucipta dalam Ensiklopedia Tokoh-tokoh Pewayangan dan Silsilahnya (2010):
tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yuda PrinadaPenulis: Yuda PrinadaEditor: Dhita Koesno
tirto.id - Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima anak Raja Hastinapura dalam cerita Mahabharata. Nama raja tersebut adalah Pandu, sedangkan nama lima anaknya meliputi Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Dalam kisah kuno asal India ini, lima anak Pandu tersebut memiliki peran penting dalam perang melawan Kurawa. Perang tersebut dikenal dengan istilah Bharatayuddha yang berlangsung di Kurukshetra.
Pertempuran antara kedua belah pihak ini terjadi dalam kisaran wakt delapan belas hari. Setelah mendapatkan kemenangan atas perang tersebut, para Pandawa akhirnya pergi meninggalkan keduniawiannya, hidup menjadi pertapa.
Lantas, bagaimana sebenarnya urutan silsilah Pandawa Lima, arti namanya, dan sifat-sifatnya?
Sudah disebut bahwa Pandu memiliki lima anak yang dikenal sebagai Pandawa Lima. Anak pertama Pandu yang lahir dari istri bernama Kunti adalah Yudistira. Setelah itu, Kunti melahirkan dua anak lagi yang bernama Bima dan Arjuna.
Di sisi lain, Pandu ternyata juga memiliki istri yang bernama Madri. Berkat hubungan ini, lahir dua anak lain Pandu yang diberikan nama Nakula dan Sadewa.
Kelima anak dari Raja Hastinapura ini dikisahkan lahir sebagai jelmaan atau titisan dewa. Mereka diberikan nama sesuai dengan sifat dan karakternya masing-masing.
Lalu, bagaimana deskripsi arti nama dan karakter masing-masing tokoh Pandawa Lima ini?
Festival Wayang Orang, Pemkot Ingin Jadikan Semarang Kota Berbudaya yang Terus Berkiprah
Kelima tokoh tersebut, yaitu Yudistira, Bima, Aruna, Nakula, dan Sadewa. Berikut kelima tokoh pewayangan Pandwa Lima memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda yang dikutip dari laman resmi Pemkot Surakarta.
Yudistira merupakan putra pertama dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Yudistira memiliki nama kecil yaitu Raden Puntadewa. Sosok Yudistira digambarkan sebagai penjelmaan Dewa Yama, dan memerintah di Kerajaan Amarta. Tokoh ini memiliki karakter yang sangat bijaksana, hampir tidak pernah berbuat dusta atau berbohong seumur hidupnya, memiliki moral yang sangat tinggi, dan merupakan orang yang pemaaf.
Sejarah Benua Amerika
Menurut buku “History of the Americas” karya Umi Habibah dan Bagus Muslih Aa’arif, Christopher Columbus mulai berlayar dari Spanyol pada tahun 1492.
Pelaut yang lahir di Genoa, Italia Utara, pada tahun 1451 ini akhirnya mendarat di sebuah benua yang sekarang dikenal sebagai Benua Amerika. Columbus menemukan Benua Amerika di Amerika Selatan pada 14 Agustus 1498.
Namun kemudian benua tersebut mendapatkan namanya Amerika karena berasal dari salah satu awak kapal Columbus, Amerigo Vespucci. Amerigo Vespucci diam-diam menulis laporan yang lebih rinci tentang penemuan Amerika. Kemudian Amerigo maju dua tahun dari tanggal sebenarnya yang diberikan dalam laporan perjalanan Christopher Columbus kepada Raja Spanyol. Dengan demikian, Amerigo Vespucci adalah penerima penghargaan sebagai penemu benua Amerika. Nama “Amerigo” sendiri kemudian diabadikan atas nama benua “Amerika”.
Sebelum Christopher Columbus, ternyata orang Eropalah yang pertama kali menginjakkan kaki di daratan benua Amerika. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya orang-orang Norse (Norwegia).
Sejarah mencatat bahwa Norse berlayar ke barat dari Greenland, tempat Red Eric mendirikan koloni sekitar tahun 985. Pada tahun 1001, putra Eric yaitu Leif Ericson, dikatakan berkelana ke pantai timur laut Kanada saat ini dan menghabiskan satu musim di sana.
Leif Erikson adalah seorang pelaut Viking yang berabad-abad sebelum Columbus, menginjakkan kaki di Amerika. Bukti ini menjadi keyakinan bahwa ada juga beberapa orang Eropa lain yang melintasi Samudra Atlantik pada periode antara Leif Ericson dan Columbus.
Dari segi sejarah, Leif Ericson bukanlah sosok yang penting. Pertanyaan tentang penemuannya tidak pernah populer dan dibiarkan begitu saja di Amerika atau Eropa. Di sisi lain, berita tentang penemuan benua Amerika oleh Christopher Columbus menyebar seperti kilat ke seluruh Eropa.
Hanya beberapa tahun setelah Columbus kembali, banyak ekspedisi lain tiba di dunia baru dan penaklukan serta kolonisasi dimulai. Ini adalah akibat langsung dari penemuannya.
Columbus dalam pencariannya untuk menemukan jalan dari Eropa ke Timur, tersandung di Amerika yang memberikan pengaruh lebih lanjut dalam sejarah dunia.
Penemuan ini merupakan puncak dari penemuan dan kolonisasi dunia baru dan tonggak penting dalam sejarah. Columbus membuka pintu bagi orang Eropa di dua benua untuk koloni baru. Distribusi populasi dan penyediaan sumber daya mineral dan kandungan tanah, sehingga mengubah wajah Eropa.
Pada saat yang sama, penemuannya juga menyebabkan kehancuran budaya India. Dalam jangka panjang, penemuan ini menciptakan sebuah bangsa baru di benua Belahan Barat, yang dengan cepat membedakan dirinya dari bangsa India sebagai penduduk aslinya. Dalam membuka pintu dunia yang lebih luas di benua Amerika, Christopher Columbus kemudian diketahui telah membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di dunia lama.
Pembagian Benua Amerika
Pembagian Benua Amerika (bahasa Inggris: Continental Divide of the Americas; dikenal pula dengan sebutan Continental Gulf of Division, Great Divide, atau Continental Divide) adalah sebuah pembagi hidrografi Amerika yang sebagian besar berbukit.
Pembagian benua memanjang dari Selat Bering ke Selat Magellan dan memisahkan daerah aliran sungai yang mengalir ke Samudra Pasifik .
(1) Dari sistem sungai yang mengalir ke Samudra Atlantik (termasuk yang mengalir ke Teluk Meksiko) yaitu Laut Karibia
(2) Sistem sungai yang mengalir ke Samudra Atlantik berakhir di Samudra Arktik di sepanjang bagian utara Pembagian Benua.
Meskipun ada banyak pembagian benua di Amerika, Divisi Besar adalah yang paling penting karena mengikuti jalur puncak tinggi di sepanjang pegunungan utama Rocky dan Andes dan lebih tinggi dari divisi hidrografi literatur lainnya.
Dalam kisah Perang Bharatayudha, pihak yang saling bersitegang adalah Pandawa Lima dengan Kurawa. Keduanya bertarung dalam pertempuran yang dikenal dengan nama Perang Kuruksetra, lalu siapa sebenarnya Pandawa Lima tersebut?
Dari namanya, sudah ketahuan bahwa Pandawa Lima terdiri dari lima orang tokoh. Mengutip buku Baboning Pepak Basa Jawa karya Budi Anwari (2020), kelimanya adalah Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Kelima tokoh tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya, baik dari segi silsilah, nama, karakter, dan keahliannya. Agar lebih jelas, yuk, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arti Nama dan Karakter Pandawa Lima
Sudah disebutkan bahwa tokoh Pandawa Lima dianggap sebagai jelmaan beberapa dewa. Pertama, Yudistira diklaim sebagai titisan Dewa Yama, Bima titisan Dewa Bayu, Arjuna titisan Dewa Indra, dan Nakula serta Sadewa sebagai jelmaan Dewa Kembar Aswin.
Berikut ini keterangan tentang arti nama masing-masing Pandawa Lima beserta karakteristiknya:
Berdasarkan catatan, tokoh ini memiliki nama kecil Puntadewa. Nama yang berasal dari bahasa Sanskerta ini berarti “teguh dan kokoh dalam peperangan”.
Dalam cerita, Yudistira dicitrakan sebagai tokoh yang penyabar, mengutamakan persatuan, bijaksana, jujur, adil, percaya diri, dan tidak suka memiliki musuh.
Kendati kenyataannya cinta perdamaian, namun pada akhirnya Yudistira ikut serta dalam perang Barathayuddha karena situasi yang mendesak.
Tokoh ini saat kecil bernama Sena. Nama Bima ini memiliki arti mengerikan yang sesuai dengan fisik tokohnya, misal kuat, berlengan panjang, bertubuh tinggi, dan berwajah seram.
Walaupun fisiknya seperti yang dideskripsikan, namun karakter ini memiliki sifat-sifat positif dalam kehidupan sehari-harinya. Sifat tersebut meliputi patuh, setia, jujur, tabah, kuat, teguh, dan gagah berani.
Karakter ini mempunyai nama Permadi dan dianggap sebagai penjelmaan dewa perang (Dewa Indra). Nama Arjuna yang dimiliki oleh anak Pandu ini berarti “yang bersinar”.
Dalam cerita, ia dikisahkan pandai memanah dan mahir menerapkan strategi perang. Oleh karena itu, Arjuna memiliki sifat pandai, cerdik, dan teliti. Sedangkan terkait sifat lainnya, ia dikenal pendiam, lembut, sopan, dan berani.
Anak yang lahir bersama dengan Sadewa, anak Pandu dan Madri lainnnya ini memiliki nama kecil Pinten. Nama Nakula yang berarti “tikus benggala” bersinggungan dengan keterampilan Nakula dalam peperangan.
Dalam kisah Mahabharata, Nakula diceritakan pandai berpedang dengan sikapnya yang jujur, setia, taat, dan paham tentang balas budi. Selain ahli dalam pedang dan memiliki sifat positif, Nakula juga dianggap sebagai pria tertampan di dunia Mahabharata.
Lahir bersama Nakula, Sadewa punya nama kecil Tangsen. Nama Sadewa sendiri berarti “raja kembar” yang merujuk kepada penyebutan Nakula-Sadewa ketika terlahir bersamaan.
Berbeda dengan Nakula yang ahli berpedang, Sadewa dicitrakan sebagai ahli astronomi. Selain itu, ia memiliki sifat rajin, bijaksana, jujur, setia, taat, dan mengerti tentang perbuatan balas budi.
SOLO, iNews.id – Tak semua anak muda atau generasi milenial mengenal tokoh pewayangan Pandawa Lima. Berikut ini nama-nama, sifat dan karakter Pandawa Lima yang perlu dikenal oleh generasi milenial saat ini.
Pandawa Lima merupakan sebutan untuk lima bersaudara pada tokoh pewayangan yang terdapat dalam kisah Mahabharata. Sesuai namanya Pandawa Lima terdiri dari 5 tokoh yang merupakan anak dari Pandu, seorang Raja di Hastinapura.
Pembagian Benua Amerika
Pembagian Benua Amerika (bahasa Inggris: Continental Divide of the Americas; dikenal pula dengan sebutan Continental Gulf of Division, Great Divide, atau Continental Divide) adalah sebuah pembagi hidrografi Amerika yang sebagian besar berbukit.
Pembagian benua memanjang dari Selat Bering ke Selat Magellan dan memisahkan daerah aliran sungai yang mengalir ke Samudra Pasifik .
(1) Dari sistem sungai yang mengalir ke Samudra Atlantik (termasuk yang mengalir ke Teluk Meksiko) yaitu Laut Karibia
(2) Sistem sungai yang mengalir ke Samudra Atlantik berakhir di Samudra Arktik di sepanjang bagian utara Pembagian Benua.
Meskipun ada banyak pembagian benua di Amerika, Divisi Besar adalah yang paling penting karena mengikuti jalur puncak tinggi di sepanjang pegunungan utama Rocky dan Andes dan lebih tinggi dari divisi hidrografi literatur lainnya.
CdM Angela Tanoesoedibjo Berikan Cendera Mata Wayang ke Wali Kota Athlete Village Asian Para Games 2022
Bima memiliki nama lain yaitu Bratasena, Balawa, Birawa, Dandungwacana, Nagata, Kusumayuda, Kowara, Pandusiwi, Bayusuta, Sena, Wekudara, Wijasena, dan Jagal Abilawa. Bima merupakan putra kedua dari Pandu Dewanata dan Dewi Kunti. Bima digambarkan sebagai jelmaan dari Dewa Bayu, yang bertempat tinggal di Kadipaten Jodipati di wilayah Indraprastha. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yang kuat, bersifat kasar, dan menakutkan di mata musuh, namun memiliki hati yang sangat lembut. Bima memiliki senjata istimewa, yakni Gada Rujakpala dan Kuku Pancanaka. Bima memiliki sifat yang gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh, dan jujur.
Pandawa adalah sebuah kata dari bahasa Sanskerta (Dewanagari: पाण्डव; Pāṇḍava), sing secara harfiah berarti anak Pandu Cithakan:Sanskerta, yaiku salah satu Raja Hastinapura dalam wiracarita Mahabharata. Dengan demikian, maka Pandawa merupakan putra mahkota kerajaan tersebut. Dalam wiracarita Mahabharata, para Pandawa adalah protagonis sedangkan antagonis adalah para Korawa, yaiku putera Dretarastra, saudara ayah mereka (Pandu). Menurut susastra Hindu (Mahabharata), setiap anggota Pandawa merupakan penjelmaan (penitisan) dari Dewa tertentu, dan setiap anggota Pandawa memiliki nama lain tertentu. Misalkan nama "Werkodara" arti harfiahnya adalah "perut serigala". Kelima Pandawa menikah dengan Dropadi sing diperebutkan dalam sebuah sayembara di Kerajaan Panchala, dan memiliki (masing-masing) seorang putera darinya.
Para Pandawa merupakan tokoh penting dalam bagian penting dalam wiracarita Mahabharata, yaiku pertempuran besar di daratan Kurukshetra antara para Pandawa dengan para Korawa serta sekutu-sekutu mereka. Kisah tersebut menjadi kisah penting dalam wiracarita Mahabharata, selain kisah Pandawa dan Korawa main dadu.
Para Pandawa terdiri dari lima orang pangeran, tiga di antaranya (Yudhistira, Bima, dan Arjuna) merupakan putra kandung Kunthi, sedangkan yang lainnya (Nakula dan Sadewa) merupakan putra kandung Madrim, namun ayah mereka sama, yaiku Pandu.
Menurut tradisi Hindu, kelima putra Pandu tersebut merupakan penitisan ora secara langsung dari masing-masing Dewa. Hal tersebut diterangkan sebagai berikut:
Yudistira merupakan saudara para Pandawa sing paling tua. Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Yama dan lahir dari Kunti. Sifatnya sangat bijaksana, ora memiliki musuh, dan hampir tak pernah berdusta seumur hidupnya. Memiliki moral sing sangat tinggi dan suka mema’afkan serta suka mengampuni musuh sing sudah menyerah. Memiliki julukan Dhramasuta (putera Dharma), Ajathasatru (sing ora memiliki musuh), dan Bhārata (keturunan Maharaja Bharata). Ia menjadi seorang Maharaja dunia setelah perang akbar di Kurukshetra berakhir dan mengadakan upacara Aswamedha demi menyatukan kerajaan-kerajaan India Kuno agar berada di bawah pengaruhnya. Setelah pensiun, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama dengan saudara-saudaranya sing lain sebagai tujuan akhir kehidupan mereka. Setelah menempuh perjalanan panjang, ia mendapatkan surga.
Bima merupakan putra kedua Kunti dengan Pandu. Nama bhimā dalam bahasa Sansekerta memiliki arti "mengerikan". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Bayu sehingga memiliki nama julukan Bayusutha. Bima sangat kuat, lengannya panjang, tubuhnya tinggi, dan berwajah paling sangar di antara saudara-saudaranya. Meskipun demikian, ia memiliki hati sing baik. Pandai memainkan senjata gada. Senjata gadanya bernama Rujakpala dan pandai memasak. Bima juga gemar makan sehingga dijuluki Werkodara. Kemahirannya dalam berperang sangat dibutuhkan oleh para Pandawa agar mereka mampu memperoleh kemenangan dalam pertempuran akbar di Kurukshetra. Ia memiliki seorang putera dari ras rakshasa bernama Gatotkaca, turut serta membantu ayahnya berperang, namun gugur. Akhirnya Bima memenangkan peperangan dan menyerahkan tahta kepada kakaknya, Yudistira. Menjelang akhir hidupnya, ia melakukan perjalanan suci bersama para Pandawa ke gunung Himalaya. Di sana ia meninggal dan mendapatkan surga. Dalam pewasingan Jawa, dua putranya sing lain selain Gatotkaca ialah Antareja dan Antasena.
Arjuna merupakan putra bungsu Kunti dengan Pandu. Namanya (dalam bahasa Sansekerta) memiliki arti "yang bersinar", "yang bercahaya". Ia merupakan penjelmaan dari Dewa Indra, Sang Dewa perang. Arjuna memiliki kemahiran dalam ilmu memanah dan dianggap sebagai ksatria terbaik oleh Drona. Kemahirannnya dalam ilmu peperangan menjadikannya sebagai tumpuan para Pandawa agar mampu memperoleh kemenangan saat pertempuran akbar di Kurukshetra. Arjuna memiliki banyak nama panggilan, seperti misalnya Dhananjaya (perebut kekayaan – karena ia berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya sing diselenggarakan Yudistira); Kirti (sing bermahkota indah – karena ia diberi mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga); Partha (putera Kunti – karena ia merupakan putra Perta alias Kunti). Dalam pertempuran di Kurukshetra, ia berhasil memperoleh kemenangan dan Yudistira diangkat menjadi raja. Setelah Yudistira mangkat, ia melakukan perjalanan suci ke gunung Himalaya bersama para Pandawa dan melepaskan segala kehidupan duniawai. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan mencapai surga.
Nakula merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, sing lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu sing lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria sing paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang sing tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa sing lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya sing dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
Sadewa merupakan salah satu putera kembar pasangan Madri dan Pandu. Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, sing lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu sing lain. Sadewa adalah orang sing sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang sing ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria sing bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya sing dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi. Menjelang akhir hidupnya, ia mengikuti pejalanan suci ke gunung Himalaya bersama kakak-kakaknya. Di sana ia meninggal dalam perjalanan dan arwahnya mencapai surga.
Pandawa lima sing terdiri atas Yudistira, Arjuna, Bima, Nakula dan Sadewa, memiliki saudara sing bernama Duryodana dan 99 adiknya sing merupakan anak dari Dretarastra sing tak lain adalah paman mereka, sekaligus Raja Hastinapura. Sewaktu kecil mereka suka bermain bersama, tetapi Bima suka mengganggu sepupunya. Lambat laun Duryodana merasa jengkel karena menjadi korban dan gangguan dari ejekan Bima. Suatu hari Duryodana berpikir ia bersama adiknya mustahil untuk dapat meneruskan tahta dinasti Kuru apabila sepupunya masih ada. Mereka semua (Pandawa lima dan sepupu-sepupunya atau sing dikenal juga sebagai Korawa) tinggal bersama dalam suatu kerajaan sing beribukota di Hastinapura. Akhirnya berbagai niat jahat muncul dalam benaknya untuk menyingkirkan para Pandawa beserta ibunya.
Dretarastra sing mencintai keponakannya secara berlebihan mengangkat Yudistira sebagai putra mahkota tetapi ia langsung menyesali perbuatannya sing terlalu terburu-buru sehingga ia ora memikirkan perasaan anaknya. Hal iki menyebabkan Duryodana iri hati dengan Yudistira, ia mencoba untuk membunuh para Pandawa beserta ibu mereka sing bernama Kunti dengan cara menyuruh mereka berlibur ke tempat sing bernama Waranawata. Di sana terdapat bangunan sing megah, sing telah disiapkan Duryodana untuk mereka berlibur dan akan membakar bagunan itu di tengah malam pada saat Pandawa lima sedang terlelap tidur. Segala sesuatunya sing sudah direncanakan Duryodana dibocorkan oleh Widura sing merupakan paman dari Pandawa. Sebelum itu juga Yudistira juga telah diingatkan oleh seorang petapa sing datang ke dirinya bahwa akan ada bencana sing menimpannya oleh karena itu Yudistira pun sudah berwaspada terhadap segala kemungkinan. Untuk pertama kalinya Yudistira lolos dalam perangkap Duryodana dan melarikan diri ke hutan rimba. Di hutan rimba, Pandawa bertemu dengan raksasa Hidimba, dan adiknya Hidimbi. Hidimba dibunuh oleh Bima, lalu Hidimbi dikikahi. Dari pernikahan tersebut, lahirlah Gatotkaca. Setelah beberapa lama, Hidimbi dan Gatotkaca berpisah dengan para Pandawa sebab para pangeran tersebut harus melanjutkan perjalanannya.
Artikel utama kanggo bagian kiye yakuwe:
Pandawa lima sing melarikan diri ke rimba mengetahui akan diadakan sayembara di Kerajaan Panchala dengan syarat, barang siapa sing dapat membidik sasaran dengan tepat boleh menikahkan putri Raja Panchala (Drupada) sing bernama Panchali atau Dropadi. Arjuna pun mengikuti sayembara itu dan berhasil memenangkannya, tetapi Bima sing berkata kepada ibunya, "lihat apa sing kami bawa ibu!". Kunti, menjawab, "Bagi saja secara rata apa sing kalian dapat". Karena perkataan ibunya. Pancali pun bersuamikan lima orang.
Pamannya (Dretarastra) sing mengetahui bahwa Pandawa lima ternyata belum mati pun mengundang mereka untuk kembali ke Hastinapura dan memberikan hadiah berupa tanah dari sebagian kerajaannya, sing akhirnya Pandawa lima membangun kota dari sebagian tanah sing diberikan pamannya itu hingga menjadi megah dan makmur sing diberi nama Indraprastha. Duryodana sing pernah datang ke Indraprastha iri melihat bangunan sing begitu indah, megah dan artistik itu. Setelah pulang ke Hastinapura ia langsung memanggil arsitek terkemuka untuk membangun pendapa sing ora kalah indahnya dari pendapa di Indraprastha. Bersamaan dengan pembangunan pendapa di Hastinapura ia pun merencanakan sesuatu untuk menjatuhkan Yudistira dan adik adiknya. sing pada akhirnya Yudistra pun terjebak dalam rencananya Duryodana dan harus menjalani pengasingan selama 14 Tahun, di dalam pengasingan itu Yudistira pun menyusun rencana untuk membalas dendam atas penghinaan sing telah dilakukan Duryodana dan adik adiknya, sing akhirnya memicu terjadinya perang besar antara Pandawa dan Korawa serta sekutu-sekutunya.
Pertempuran besar di Kurukshetra (atau lebih dikenal dengan istilah Bharatayuddha di Indonesia) merupakan pertempuran sengit sing berlangsung selama delapan belas hari. Pihak Pandawa maupun pihak Korawa sama-sama memiliki ksatria-ksatria besar dan angkatan perang sing kuat. Pasukan kedua belah pihak hampir gugur semuanya, dan kemenangan berada di pihak Pandawa karena mereka berhasil bertahan hidup dari pertempuran sengit tersebut. Semua Korawa gugur di tangan mereka, kecuali Yuyutsu, satu-satunya Korawa sing memihak Pandawa sesaat sebelum pertempuran berlangsung.
Setelah Kresna wafat, Byasa menyarankan para Pandawa agar meninggalkan kehidupan duniawi dan hidup sebagai pertapa. Sebelum meninggalkan kerajaan, Yudistira menyerahkan tahta kepada Parikesit, cucu Arjuna. Para Pandawa beserta Dropadi melakukan perjalanan terakhir mereka di Gunung Himalaya. Sebelum sampai di puncak, satu persatu dari mereka meninggal dalam perjalanan. Hanya Yudistira yang masih bertahan hidup dan didampingi oleh seekor anjing yang setia. Sesampainya di puncak, Yudistira dijemput oleh Dewa Indra yang menaiki kereta kencana. Yudistira menolak untuk mencapai surga jika harus meninggalkan anjingnya. Karena sikap tulus yang ditunjukkan oleh Yudistira, anjing tersebut menampakkan wujud aslinya, yaitu Dewa Dharma. Dewa Dharma berkata bahwa Yudistira telah melewati ujian yang diberikan kepadanya dengan tenang dan ia berhak berada di surga.
Sesampainya di surga, Yudistira terkejut karena ia tidak melihat saudara-saudaranya, sebaliknya ia melihat Duryodana beserta sekutunya di surga. Dewa Indra berkata bahwa saudara-saudara Yudistira berada di neraka. Mendengar hal itu, Yudistira lebih memilih tinggal di neraka bersama saudara-saudaranya daripada tinggal di surga. Pada saat itu, pemandangan tiba-tiba berubah. Dewa Indra pun berkata bahwa hal tersebut merupakan salah satu ujian yang diberikan kepadanya, dan sebenarnya saudara Yudistira telah berada di surga. Yudistira pun mendapatkan surga.
Pembagian Benua Amerika – Halo sobat Grameds, jika kita berbicara tentang luasnya, Benua Amerika merupakan benua terbesar ke-2 di dunia setelah benua Asia. Jika dihitung, luas total benua ini sekitar 42,5 juta kilometer persegi.
Benua Amerika adalah salah satu benua di dunia yang mengacu pada wilayah daratan antara Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik. Benua Amerika merupakan benua terbesar kedua di dunia setelah Benua Asia, dengan luas ± 42.292.000 km². Benua ini biasanya terbagi menjadi 3 yaitu Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.
Istilah ini juga mengacu pada kawasan Karibia, pulau-pulau yang mengelilingi Laut Karibia dan Greenland (tetapi bukan Islandia). Amerika Tengah adalah sebidang tanah sempit yang menghubungkan Amerika Utara dan Selatan. Secara astronomis, Benua Amerika terletak antara 83° Utara – 55° Selatan dan 170° Timur – 35° Barat.
Secara geografis, Benua Amerika berbatasan di sebelah barat dengan Samudera Pasifik dan Laut Bering, di sebelah timur dengan Samudera Atlantik dan Laut Karibia, di sebelah utara dengan Laut Es dan Selat Davis, dan di sebelah selatan dengan Laut Antartika. Nama Amerika diambil dari nama orang Eropa yang menemukan benua ini, yaitu “Amerigo Vespucci”. Johannes Adrian adalah penemu Benua Amerika.
Sejarah Benua Amerika
Menurut buku “History of the Americas” karya Umi Habibah dan Bagus Muslih Aa’arif, Christopher Columbus mulai berlayar dari Spanyol pada tahun 1492.
Pelaut yang lahir di Genoa, Italia Utara, pada tahun 1451 ini akhirnya mendarat di sebuah benua yang sekarang dikenal sebagai Benua Amerika. Columbus menemukan Benua Amerika di Amerika Selatan pada 14 Agustus 1498.
Namun kemudian benua tersebut mendapatkan namanya Amerika karena berasal dari salah satu awak kapal Columbus, Amerigo Vespucci. Amerigo Vespucci diam-diam menulis laporan yang lebih rinci tentang penemuan Amerika. Kemudian Amerigo maju dua tahun dari tanggal sebenarnya yang diberikan dalam laporan perjalanan Christopher Columbus kepada Raja Spanyol. Dengan demikian, Amerigo Vespucci adalah penerima penghargaan sebagai penemu benua Amerika. Nama “Amerigo” sendiri kemudian diabadikan atas nama benua “Amerika”.
Sebelum Christopher Columbus, ternyata orang Eropalah yang pertama kali menginjakkan kaki di daratan benua Amerika. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya orang-orang Norse (Norwegia).
Sejarah mencatat bahwa Norse berlayar ke barat dari Greenland, tempat Red Eric mendirikan koloni sekitar tahun 985. Pada tahun 1001, putra Eric yaitu Leif Ericson, dikatakan berkelana ke pantai timur laut Kanada saat ini dan menghabiskan satu musim di sana.
Leif Erikson adalah seorang pelaut Viking yang berabad-abad sebelum Columbus, menginjakkan kaki di Amerika. Bukti ini menjadi keyakinan bahwa ada juga beberapa orang Eropa lain yang melintasi Samudra Atlantik pada periode antara Leif Ericson dan Columbus.
Dari segi sejarah, Leif Ericson bukanlah sosok yang penting. Pertanyaan tentang penemuannya tidak pernah populer dan dibiarkan begitu saja di Amerika atau Eropa. Di sisi lain, berita tentang penemuan benua Amerika oleh Christopher Columbus menyebar seperti kilat ke seluruh Eropa.
Hanya beberapa tahun setelah Columbus kembali, banyak ekspedisi lain tiba di dunia baru dan penaklukan serta kolonisasi dimulai. Ini adalah akibat langsung dari penemuannya.
Columbus dalam pencariannya untuk menemukan jalan dari Eropa ke Timur, tersandung di Amerika yang memberikan pengaruh lebih lanjut dalam sejarah dunia.
Penemuan ini merupakan puncak dari penemuan dan kolonisasi dunia baru dan tonggak penting dalam sejarah. Columbus membuka pintu bagi orang Eropa di dua benua untuk koloni baru. Distribusi populasi dan penyediaan sumber daya mineral dan kandungan tanah, sehingga mengubah wajah Eropa.
Pada saat yang sama, penemuannya juga menyebabkan kehancuran budaya India. Dalam jangka panjang, penemuan ini menciptakan sebuah bangsa baru di benua Belahan Barat, yang dengan cepat membedakan dirinya dari bangsa India sebagai penduduk aslinya. Dalam membuka pintu dunia yang lebih luas di benua Amerika, Christopher Columbus kemudian diketahui telah membawa perubahan besar bagi bangsa-bangsa di dunia lama.